Senin, 09 Mei 2011

NILAI INFORMASI

NILAI INFORMASI
Nilai informasi menurut Burch dan Strater, nilai informasi didasarkan pada sepuluh sifat sebagai berikut :

1. Kemudahan pengaksesan (accebility)
Sifat ini menunjukkan mudah dan cepatnya diperoleh keluaran informasi. Informasi memperoleh nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh. Seperti misalnya mencari informasi melalui google atau yahoo. Kedua alternatif ini sangat praktis dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk menemukannya. Hanya dengan mengetik kata kunci, dalam hitungan detik informasi yang kita cari dapat ditemukan.dengan jumlah yang banyak. Kita hanya cukup memilih mana informasi yang kita butuhkan.

2. Luas dan lengkapnya (comprehensiveness)
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai volumenya, tetapi juga mengenai output informasinya. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/ cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik. Seperti halnya Koran. Koran yang baik tentu berisi jawaban 5W dan 1H. Apabila salah satu dari 6 tersebut tidak ada, koran tersebut belum bisa dikatakan lengkap. Jangkauan koranpun sangat luas, tidak hanya tersebar di kota besar saja, tetapi menyeluruh.

3. Ketelitiannya (accuracy)
Berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan pengeluaran informasi. Informasi menjadi tidak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan. Akurat ini maksudnya informasi tersebut harus bebas dari kesalahan-kesalahan serta harus dapat mencerminkan dengan jelas maksud dari informasi tersebut. Ketidakakuratan data terjadi karena sumber dari informasi tersebut mengalami gangguan dalam penyampaiannya baik hal itu dilakukan secara sengaja maupun tidak sehingga menyebabkan data asli tersebut berubah atau rusak. Seperti misalnya informasi tentang kandungan nutrisi pada setiap produk makanan dan minuman yang diedarkan. Sebelum informasi disebarkan ke public, tentu diperlukan ketelitian dalam menulis data supaya diketahui makanan dan minuman mana yang layak/tidak untuk dikonsumsi.

4. Kecocokan (appropriateness)
Sifat ini menunjukkan seberapa jauh keluaran informasi berhubungan dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus berhubungan dengan masalah. Misalnya tentang Penerimaan Mahasiswa Baru UNDIP, tentu akan tepat apabila informasi tersebut ditujukan kepada siswa SMA atau sederajat supaya mereka mengetahui bagaimana proses/cara untuk mendaftar di UNDIP. Informasi tersebut bisa disampaikan dengan menempelkan selebaran di majalah dinding sekolah, memberikan buku panduan kepada guru BK atau mahasiswa UNDIP yang terjun ke sekolah langsung (sosialisasi)

5. Ketepatan waktu (timeliness)
Berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek pada saat diperolehnya informasi. Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan. Seperti informasi tentang bencana alam. Bagi orang yang ingin memberikan bantuan tentu harus tahu para korban sedang membutuhkan apa saat ini. Apabila informasi tersebut tidak tepat waktu, maka bantuan yang akan diberikan tenu sudah berbeda (tidak sesuai dengan sasaran)

6. Kejelasan (clarify)
Atribut ini menunjukkan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang tidak dipahami. Dalam penulisan informasi, bahasa yang digunakan sebaiknya singkat, padat dan jelas. Bahasa yang mudah untuk dipahami, dan harus sesuai sasaran. Informasi tersebut diharapkan tidak memiliki arti yang rancu, karena bisa menyebabkan perbedaan arti pada setiap pemikiran orang. Seperti informasi tentang adanya bakteri yang terdapat pada susu bayi. Setiap ibu yang mengetahui informasi tersebut, tentu akan menjadi resah. Apakah bakteri tersebut berbahaya atau tidak. Oleh karena itu, diperlukan kejelasan oleh pihak terkait supaya tidak ada kesimpangsiuran informasi.

7. Keluwesan (flexibility)
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan. Flekibility disini, maksudnya adalah keluwesan seorang manajer dalam mengambil keputusan dengan adil dan menimbang dampak baik buruknya bagi perusahaannya. Jangan sampai keputusan tersebut berat sebelah.

8. Dapat dibuktikan (verifiability)
Atribut ini menunjukkan kemampuan beberapa pengguna informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.seperti kasus korupsi yang dilakukan oleh Gubernur Bengkulu. Karena perbuatannya dia terancam penjara 20 tahun dan mjabatannya akan di non aktifkan.

9. Tidak ada prasangka (freedom from bias)
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya. . Ini bertujuan agar tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi. Jadi informasi ini tidak boleh bias atau menyesatkan bagi penggunanya, serta harus dapat mencerminkan dengan jelas maksud dari informasi tersebut. Seperti pada pameran motor. Harus dijelaskan sesuai dengan apa adanya. Jangan melebihkan keunggulan dan menutupi kekurangan.

10. Dapat diukur (quantifiable)
Sifat ini menunjukkan hakikat informasi yang dihasilkan pada sistem informasi formal. Seperti nilai rata-rata siswa baru dan nilai rata-rata siswa yang lulus. Hal ini bisa digunakan untuk mengetahui kualitas sekolah tersebut. Apakah sekolah tersebut bagus, atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar