Sabtu, 07 April 2012

Si Penyihir Cinta #1

Yang punya twitt, Follow twitt ku yah @yulikasetyo
HAPPY READING

PART 1

Benar–benar tenang ketika menyaksikan mentari yang secara perlahan tenggelam menuju tempat peristihatannya di tepi pantai. Duduk santai dikelilingi butiran pasir putih nan halus. Deburan ombak dan hembusan angin menambah suasana menjadi lebih damai. Sesekali dia merapikan kembali rambut panjangnya yang diacak-acak angin karena mulai tak bersahabat lagi.

“kakak, ayo pulang. anginnya udah mulai gede nih” rengek gadis kecil yang duduk disampingnya itu
“bentar lagi ya sayang, mataharinya masih kelihatan” jawabnya tanpa menoleh kearahnya
“ayo lah Kak, ntar Meta masuk angin” rengeknya lagi sambil menarik-narik lengan baju sang kakak
“hmmm (mengambil nafas, lalu membuangnya) iya iya. Ayo kita pulang” katanya seraya beranjak dari tempat duduk diikuti Meta

Griselda Vineicha Sulistyo (Gisel), mahasiswi semester 4 di Universitas Wijaya Kusuma (UWK). Dan yang bersamanya itu adalah adik semata wayangnya, Almeta Putri Sulistyo (Meta). Meta adalah gadis kecil yang baru berumur 5 tahun, dia duduk di kelas 0 besar saat ini. Pipi chubby dan rambut yang panjang hitam dan lurus sama seperti Gisel, hanya saja dia masih polos dan tak mengerti apa yang saat ini terjadi. Biarlah, kelak dia pasti akan mengerti dengan sendirinya

“dari mana kamu jam segini baru pulang?” bentak Bunda yang sudah berdiri di depan pintu ketika Gisel dan Meta tiba dirumah
“……………….” Gisel tak sanggup menatap muka Bundanya waktu itu, hanya tertunduk dan diam yang bisa dia lakukan
“Meta sama kak Gisel tadi main kepantai Bun” kata Meta dengan polosnya
“Meta, sekarang masuk ke dalam ya, mandi terus makan” jawab Bunda halus
“iya Bunda” jawab Meta dan kemudian berlari menuju kamarnya
“kalo mau kelayaban, jangan pernah ajak meta. Ngerti !” bentak Bunda yang kemudian berlalu

Begitulah Bunda sekarang, sejak Ayah tiada Bunda berubah 180 derajat. Berbeda dengan Meta yang selalu dimanja, disayang dan diperhatikan, Gisel selalu dibentaknya , apapun yang dia lakukan selalu salah dimatanya. Mungkin Bunda sangat marah padanya, dan Bunda mengira Gisellah yang menyebabkan Ayah tiada.

>>>flashback on
(1tahun yang lalu)

Saat itu Gisel sedang menikmati weekend dengan keluarga menuju puncak. Saat diperjalanan, Gisel melihat penjual kembang gula di seberang jalan. Gisel tak begitu suka dengan yang manis-manis, tapi entah kenapa tiba-tiba dia ingin makan kembang gula itu.

“ayah, stoooppp! Gisel mau kembang gula yang ada di seberang jalan itu” kata Gisel sambil menunjuk ke arah si penjual

Ayahpun dengan segera menepikan mobil Yarisnya. Ayah keluar mobil dan menyeberang jalan menuju penjual kembang gula itu. Gisel tersenyum girang ketika melihat ayah menggendong 2 buah bungkus kembang gula besar ditangannya. Ayahpun berbalik menuju mobil, tapi dia menghentikan langkahnya ditengah jalan untuk mengambil koin yang jatuh.

“pppppppppiiiiiiiiiiiiiiiiim” terdengar klakson truk yang melintas dari arah kanan
“ayah awaaaaaassss!!! teriak Gisel yang sadar Ayah dalam bahaya
“Bruuuuuuuuuuuuuk” terlambat, truk itu dengan cepatnya mencium tubuh Ayah dengan kerasnya

Dengan cepatnya Gisel dan Bunda yang menggendong Meta berlari ke tempat Ayah yang tergeletak. Segera Ayah diangkat oleh orang-orang sekitar untuk dibawa ke Rumah Sakit terdekat, namun diperjalanan Ayah sudah menghembuskan nafas terakhirnya.

Mulai saat itu, Bunda benci pada Gisel dan selalu mengatakan bahwa Gisellah yang membunuh Ayah
>>>flashback off
^^^^^^^
“Bunda, Gisel sama Meta berangkat dulu yah” pamit Gisel pada Bunda setelah sarapan
“Meta, hati-hati yah. Dengarkan kata Bu Guru, jangan nakal disekolah” kata Bunda sambil mencium kening Meta
“iya Bunda” kata Meta ceria
dicuekin lagi. Tuhan, panjangkan ususku 1cm lagi aja biar aku bisa lebih sabar ngadepin Bunda” pinta Gisel dalam hati

 Giselpun menggandeng tangan Meta menuju motor matic kesayangannya. walaupun sebenernya keluarganya berkecukupan, tapi Gisel gak mau tampil “wah” di hadapan teman-temannya. Simple dan sederhana aja J

@TK PERSADA
“Meta jangan nakal yah sekolahnya. Meta ntar tunggu disini dulu, sampai kak Gisel jemput” nasehat Gisel kepada gisel
“Oki doki. Meta masuk dulu ya Kak. Babai” katanya seraya berlari meninggalkan Gisel

Gisel tertawa kecil melihat tingkah adik semata wayangnya ini. Baginya dia adalah Barbie kecilku, hanya dia pelipur lara Gisel. Walaupun sekarang Bunda membedakan kasih sayang antara Gisel dan adikku itu, tapi tak sedikitpun Gisel menaruh rasa benci atau dendam kepada Meta. Dia sangat menyayanginya :)
**
“selalu deh lo dateng itu ngepas banget, gak bisa ya dateng lebih awal?” cibir Ilham kepada Gisel
“iya tuh, kebiasaan yang buruk” sambung Reza
“buruk gimana? Gue itu datengnya tepat waktu tau, bukannya itu bagus ya?” kata Gisel ngeles
“bisa aja lo cari alesan” kata Ilham datar
“hahahahaha” tawa Gisel renyah melihat ekspresi muka Ilham yang tak terima dengan jawabannya

Seketika suasana hening,karena dosennya sudah tiba…

*udah kenal sama Ilham dan Reza belum? Nama lengkapnya itu Ilham Fauzi dan Reza Anugrah, mereka ini kakak beradik lho (uda tau kaleeeeee). Iam sama Eja ini adalah sohib Gisel. Aneh ya sohibnya cowok semua? Gisel gak tomboy, tapi sahabatnya itu cowok semua. Mau tau alesannya? Karena mereka itu lebih care, enggak egois, dan yang paling penting mereka itu enggak EMBER #peaceup girls :D
**
@kantin
“Gisel, jangan lupa ntar siang ada rapat senat” kata kak Bisma mengingatkan Gisel
“iya kak. Pasti” jawab Gisel seraya tersenyum padanya
“sampai jumpa nanti semua” kata kak Bisma berpamitan
“…………….”Reza dan Ilham hanya menganggukkan kepala, sementara Gisel hanya terdiam dan memandanginya hingga dia tak kelihatan lagi
“wooooiiii” teriak Reza mengagetkannya
“apaan si lo!!” sewot Gisel
“kenapa gak lo terima aja si Bisma itu? Ketua senat, jago main musik, lihai dance. Kurang apa lagi si Sel?” cerocos Reza

Apa yah alesan Gisel nolak kak Bisma? mungkinkah alesan Gisel itu karena gak pengen bikin envy BISMANIAC? Gimana BISMANIAC menurut kalian? Jawabannya ada di part selanjutnya. Mau lanjut? Like yang banyak dulu :P
Follow @yulikasetyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar